Jemaah Haji Agar Sesuaikan Aktivitas di Makkah dengan Kemampuan Diri

By Admin

nusakini.com-- Penyelenggaraan haji tahun ini bertepatan dengan musim panas di Saudi Arabia. Penghubung Kesehatan Daerah Kerja Makkah Ramon Andreas mengimbau jemaah untuk peduli pada kesehatannya. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan aktivitas selama di Makkah dengan kemampuan diri. 

"Seseorang harus tahu diri, baik yang masih muda apalagi yang sudah usia lanjut. Tahu akan kemampuannya. Jemaah yang muda mungkin masih aktif dan tidak ada gangguan penyakit, kondisi ini tidak bisa disamakan dengan jemaah lainnya yang sudah tua apalagi risti," jelas Ramon di Kantor Daker Makkah, Senin (15/8). 

Menurutnya, peristiwa orang jatuh pingsan atau sakit saat di Masjid, jalan, atau bahkan meninggal di pemondokan, banyak terjadi kerana faktor kelelahan. Jemaah Indonesia sering memaksakan diri mengikuti ritme aktivitas temannya yang memiliki kondisi kesehatan lebih baik, meski dia sendiri sebenarnya sudah tidak sanggup. "Daripada di bilang hanya tidur saja selama di Tanah Suci, jemaah kita sering memaksakan diri, padahal dia sudah tidak sanggup. Apalagi jika dia punya penyakit bawaan dari Tanah Air," terangnya. 

Sehubungan itu, Ramon menyarankan jemaah untuk bisa mengatur aktivitasnya selama di Makkah. Terlebih saat ini suhu di Makkah sangat panas, rata-rata di siang hari mencapai 42 43 derajat celcius. Hampir di setiap pemondokan jemaah haji Indonesia, ada tempat ibadah yang nyaman dan bersih. Jadi sekiranya tidak mampu, jemaah agar tidak memaksakan diri untuk selalu pergi ke Masjidil Haram. 

Selain istirahat cukup dan tidak memaksakan diri, Ramon mengimbau jemaah untuk rutin minum air putih. "Tanpa cuaca panaspun, minimal orang dua liter perhari. Apalagi dengan cuaca panas seperti ini, jemaah haji Indonesia harus lebih banyak minum karena penguapan tinggi," tuturnya. 

"Tanda orang kurang minum, bibir kering dan pecah karena kelembaban cenderug rendah. Tenggorokan juga kering. Usahakan minum sedikit sedikit tapi sering, minimal 2 liter sehari. Lebih banyak lebih baik," tambahnya. 

Ibarat kendaraan, lanjut Ramon, antara mobil yang lama dan baru juga kondisinya berbeda. Namun, jika mengarah pada tujuan yang sama, keduanya akan sampai pada tujuan yang sama pula, meski waktunya tidak berbarengan, tapi sesuai kemampuan mobil masing-masing. 

"Di sini kan mau beribadah. Dan haji, hampir 80% berupa ibadah fisik. Maka perlu jaga makan dan istirahat. Kalau jemaah tahu diri dengan kondisi kesehatannya, saat lelah dia akan berhenti dan beristirahat dulu," tandasnya. (p/ab)